GURU saya ketiga sebelum mendirikan MarkPlus Professional
Service pada 1 Mei 1990 di Surabaya adalah Ir Ciputra. Anda pasti tahu Pak Ci kan?
Pak Dahlan Iskan pernah mengatakan kepada saya bahwa beliau juga kagum kepada
Pak Ci.
Ancol. Rawa-rawa
yang dulu disebut tempat membuang jin diimpikan untuk menjadi tempat hiburan
terbesar di Asia Tenggara seperti yang sekarang ada.
Akhirnya, proyek Ancol sukses dan berlanjut dengan berbagai proyek properti
lain. Karena itu, ketika saya bertemu Pak Ci untuk kali pertama, beliau memang
sudah jadi eksekutif besar dari sebuah BUMD besar. Tapi, Ciputra bukan
eksekutif biasa, tapi seorang eksekutif yang entrepreneurial.
Inilah yang disebut intrapreneur. Karena itulah, Pak Ci selalu mengajak
karyawan Jaya Group punya culture yang tinggi sense of ownership-nya.
Nah, suatu ketika saya membaca di media bahwa Pak Ci baru saja bicara tentang
Teori Z di suatu seminar di Jakarta. Padahal, saya baru aja bertemu dengan
William Ouchi, penulis buku Teori Z, di kampus UCLA.
Teori Z? Oleh William Ouchi disebut begitu, karena berdasarkan risetnya,
perusahaan Jepang bisa berhasil karena tidak menganut keduanya. Manusia tidak
perlu dikontrol habis-habisan seperti pada Teori X, tapi juga jangan dibiarkan
habis-habisan seperti pada Teori Y.
Karyawan dirotasikan terus fungsinya supaya mengenal semua aspek perusahaan,
jadi tidak fanatik pada satu fungsi. Seorang karyawan bagian penjualan sering
harus masuk di bagian pembelian dulu.
Maksudnya? Supaya tahu "rasa"-nya jadi pembeli yang sering
di-"service" penjual. Orang marketing juga harus pernah menjadi orang
finance, supaya bisa punya perhitungan sebelum membuang uang. Orang
produksi biasanya cinta pada produknya, karena dia yang membuat.
Karena itu, banyak orang di perusahaan Jepang digembleng di pabrik dulu baru ke
tempat lain. Orang R & D harus turun pasar supaya tahu apa yang diinginkan
pelanggan. Sebelum menjadi pimpinan puncak, biasanya seseorang harus pernah
menjadi kepala HRD, supaya bisa memimpin orang.
Teori Z tidak persis seperti itu, tapi lebih luas dari itu. Antara lain
menceritakan hubungan "kekeluargaan" antara sebuah perusahaan dengan suppliers
dan distributornya.
Nah, karena saya pernah berhubungan dengan perusahaan Jepang secara intensif,
saya jadi tertarik pada Teori Z.
Karena itulah, begitu saya baca di suatu media bahwa Ciputra suka pada teori
ini, saya pun
No comments:
Post a Comment