ACT AS A LEADER, EVEN YOU ARE NOT A MARKET LEADER !
MASIH banyak pelajaran tercecer walaupun saya hanya bekerja di
Sampoerna kurang lebih dua setengah tahun. Kali ini saya akan bercerita tentang
pelajaran yang makin memantapkan saya untuk mulai MarkPlus Professional Service
pada 1 Mei 1990.
Dari tulisan kemarin,makna terbesar yang saya dapat adalah
"leadership". Act as a Leader evenyou are not a Market Leader...
Apa sih yang membedakan Leader dengan Manager?
Ada banyak definisi tentang Leadership,tapi favorit saya adalah yang dari Kouzes
dan Posner. Model Kepemimpinan yang pernah dipakai IBM waktu krisis itu adalah Change,Dream,Empower,Model,Love.
Artinya,seorang pemimpin harus berani melakukan perubahan ( dream )
terhadap situasi yang ada.
Sampoerna walaupun bukan yang nomer satu,waktu itu berani melakukan sesuatu
yang beda dalam banyak
hal dari yang biasa terjadi di industri. Jalur distribusi dari keagenan jadi branch management.
hal dari yang biasa terjadi di industri. Jalur distribusi dari keagenan jadi branch management.
Iklan pakai animasi, padahal waktu itu industri pakai "talents" muda,
ganteng, dan berani di iklan. Begitu juga dengan me "reframe" cara
melihat orang terhadap apa yang terjadi.
Keberanian
merubah seperti ini hanya ada pada seorang Leader bukan Manager yang biasanya
hanya "meneruskan" apa yang sudah berjalan. Setiap Change pasti
menimbulkan "resistant" di dalam maupun di luar organisasi.
Saya masih ingat waktu,Putera Sampoerna keluar dengan ide ide
gilanya,semuaorang dalam jadi "bingung". Tapi semua nurut,karena
"he is our big boss !"
Selain Change,seorang Pemimpin juga bisa punya mimpi ( dream )Putera
Sampoerna ,waktu itu,tinggal di dalam pabrik karena itu bisa "eat,sleep,
and dream" with the business. Kalau anda gak "ngeloni" bisnis
anda, mana bisa punya mimpi. Itu kata kata sakral pak Putera yang tidak bisa
saya lupakan sampai sekarang.
You must have a passion,so you will have a dream.
Seolah anda menggambar sebuah sketsa di langit tentang apa yang Anda ingin
capai !
Seorang
manajer hanya bisa melihat persoalan hari ini,tapi susah membayangkan sesuatu
yang akan dicapai di kemudian hari.
Saya sangat terkesan akan "passion" dan "imagination"
yang ada di Putera,karena itu lagu "imagine" dari John Lennon adalah
lagu terbesar untuk saya. Saya bahkan "mbelani" naik kereta tiga jam
dari London ke Liverpool hanya untuk melihat Beatles Museum. Dan rasa capai
saya terobati,ketika melihat piano putih asli disana,yang dipakai John Lennon
untuk menyanyikan lagu itu.
Sampoerna bukan market leader waktu itu, tapi berani mimpi besar ! Selanjutnya
seorang pemimpin berani memberdayakan ( baca : empower ) orang lain,karena
dia sadar gak bisa melakukan segala sesuatu sendirian. Seorang pemimpin percaya
diri. Tidak takut memberdayakan orang lain,termasuk anak buah. Tidak takut akan
"kalah" dari orang lain.
Seorang pemimpin bukan cuma melakukan "delegation of authority"
seperti yang dilakukan seorang manajer. Tapi malah mendorong orang lain
termasuk bawahan untuk berkreasi. " I pay you for your creativity,not
only for routine work". Saya sangat ingat kata kata bekas bos saya
itu.
Karena itu,pak Putera tidak suka orang yang cuma jadi "yes man".
Dia siap dibantah dan siap dicounter, kalau sedang membahas ide gila. Tapi dia
tidak suka kalau bantahan itu cuma didasari sifat "resistant"
atau gak mau berubah. Semuanya harus didasari pada "penguasaan"
masalah termasuk data,info,pengetahuan, termasuk rumor !
Itulah arti "empowerment" sebenarnya.
Seorang manajer akan ketakutan kalau anak buahnya punya data dan informasi
bahkan "lebih pintar" dari dia. Sampoerna, walaupun masih nomer empat
waktu itu, berani meng "empower" industri rokok.
Dengan membuat para "pengelinting rokok" jadi pemain marching band
dan dikirim ke Disney Land, Sampoerna ingin menunjukkan bahwa "orang
kecil" pun bisa melakukannya ketika diberi kesempatan.
Bayangkan, ibu-ibu yang sudah berjasa buat Sampoerna berpuluh tahun dilatih
nabuh drumband oleh pelatih pelatih dari Amerika. Bahkan,naik kapal terbang dan
keluar negeri pun belum pernah.
Sehingga,waktu pakai sabuk pengaman ketika pesawat charter mau terbang dari
Juanda,hampir semuanya menangis terharu. Saya gantian menangis terharu ketika
melihat mereka berbaris gagah membawa float Indonesia di Pasadena,tanggal 1
Januari 1989 !
Betapa dahsyatnya "empowerment" !
Yang keempat
adalah Model. Artinya, pemimpin berani jadi contoh untuk yang lain. Bukan cuma
bisa ngomong thok ! Sedang seorang manajer sering kali cuma pintar
pidato atau bikin slogan, tapi bukan contoh yang baik. Akibatnya,anak buah
tidak percaya. Cuma takut karena kalah "authority"
Putera Sampoerna minta semua orang jadi kreatif,tapi dia sendiri "super
kreatif". Ide nya seolah gak pernah habis. Seringkali,dia gak tidur
semalaman,mengembangkan suatu ide yang "baru ketemu". Takut lupa dan
hilang, katanya.
Saya juga sempat ditelepon pukul dua pagi untuk diajak diskusi. Bos masih
mikir, direktur pules ! Walaupun Sampoerna bukan yang terbesar, ketika itu,
tapi terus jadi model untuk yang lain ! Di benchmark kiri kanan !
Seorang
Leader,berbeda dengan Manajer. Tidak takut ditiru bahkan pingin ditiru ! Begitu
ditiru atau diikuti orang,berarti dia sudah menunujukkan jalan yang benar !
Terakhir adalah Cinta atau Love. Love to what you do and do what you love !
Syarat ini mutlak bagi seorang Leader. Kemauan untuk melakukan empat hal
sebelumnya yaitu Change, Dream, Empower, dan Model memang harus didasari
kecintaan pada apa yang sedang dikerjakan. Bukan hanya karena memang sekedar
melakukan hal itu seperti seorang manajer. Hati juga harus banyak digunakan
ketika berhadapan dengan orang lain,termasuk anak buah.
Kenapa? Karena,hanya seorang manajer yang punya "sub-ordinate"
dalam hubungan atas bawah yang vertikal. Sedangkan seorang Leader hanya punya
Follower yang secara "suka rela" mengikuti. Mencintai orang lain
berarti berusaha melakukan keempat hal sebelumnya supaya orang itu tertransform
jadi orang yang lebih baik. Itulah yang dinamai "transformational
lesdership".
Nah pelajaran tentang Leadership inilah yang makin memberanikan diri untuk
mulai mendirikan Lembaga Konsultan Pemasaran pertama di Indonesia pada 1 Mei
1990.(*)
No comments:
Post a Comment