WALAUPUN hanya mendapatkan job untuk memberikan pelatihan kepada
mantan anak buah di divisi distribusi Sampoerna, itu sudah cukup bagus. Saat
menangani job itu, selama setahun saya harus keliling Indonesia, mengunjungi
seluruh region yang dulu saya buat strukturnya.
Saya tahu persis apa yang mereka sudah tahu dan jago. Dan, apa lagi yang
sebenarnya mereka butuhkan. Mereka adalah para "jago lapangan", mulai
tingkat salesman, supervisor, hingga manajer.
Mereka tahu persis bagaimana menjalankan pengecekan stok langganan sambil
menawarkan barang untuk diorder. Mereka juga sudah terbiasa memasang merchandise
seperti poster, stiker, dan alat-alat promosi lain di retailer. Mereka juga
jeli melihat perkembangan promosi para pesaing. Selain itu, mereka cekatan
untuk bertanya dan mencatat omzet berbagai merek besar untuk perkiraan market
share. Itu yang dikerjakan para salesman.
Para supervisor sudah pintar merancang rute-rute kanvas yang akan dijalankan salesman. Supervisor juga sudah hebat dalam mengawasi kerja salesman dan laporannya. Karena sebagian besar berasal dari salesman, para supervisor segera tahu kalau melihat ada laporan yang "dikarang". Mereka juga mengawasi produktivitas salesman dan menghitung pencapaian target penjualan areanya. Supervisor juga tahu cara melaksanakan kegiatan below the line di area masing-masing. Para supervisor yang biasanya sudah lama di lapangan ini, punya market sensing yang kuat.
Sedangkan para manajer wilayah atau region lebih berpengalaman lagi. Mereka
hebat dalam merancang dan menjalankan time and territory management.
Mereka bertanggung jawab terhadap omzet region di bawah kendalinya. Mereka juga
bertanggung jawab terhadap logistik dan inventory yang dibutuhkan dari
waktu ke waktu. Mereka juga sudah jadi human resources manager di
wilayahnya. Mereka harus tahu bagaimana menjalankan policy perusahaan di
wilayah masing-masing.
Mereka juga harus bisa memberikan motivasi kepada bawahannya yang lagi kurang
bergairah. Tapi, mereka juga harus berani menegakkan disiplin dan memberikan
evaluasi atas bawahannya. Lantas? Apalagi yang harus saya latihkan kepada
mereka?
Jawabnya, saya harus bisa "mengisi" yang kurang dari mereka! Karena
itu, saya memberikan pelatihan yang bersifat "strategic".
Semua yang dilakukan selama ini adalah "tactical" dan
"rutin". Nah, yang saya berikan adalah cara berpikir "strategic",
baik dalam penjualan, penyediaan, dan manajemen.
Saya jaring mereka untuk melihat pasar dari "atas". Saya katakan
bahwa kelebihan orang yang biasa ada di pasar adalah dengan cepat bisa melihat
apa yang terjadi. Tapi, karena sibuk dengan operasional sehari-hari, biasanya
lemah dalam melihat big picture.
Seorang salesman yang "strategic", misalnya. Dia bisa
tahu bahwa kayaknya mulai sulit menjual produk tertentu. Dia tidak hanya
mengecek dan mencatat angka-angka, tapi juga belajar menganalisis. Mereka harus
mampu mulai mencari apa kira-kira penyebab makin sulitnya berjualan produk
tertentu itu. Kemudian mereka menulis dalam laporannya kepada supervisor.
Mereka juga harus mampu "menguasai" sejumlah langganan tetap yang
diserahkan kepadanya. Melaporkan pada supervisor, langganan mana yang mulai
"malas" berjualan atau bahkan "akan bangkrut".
Supervisor juga harus mampu berpikir "strategic" untuk area
masing-masing. Bukan cuma menjadi "kantor pos" untuk meneruskan
laporan dari salesman ke manajer. Atau meneruskan instruksi manajer ke salesman.
Supervisor harus bisa "mengolah" laporan para salesman menjadi
suatu kesimpulan komprehensif.
Supervisor juga saya ajari menganalisis kegiatan para pesaing, baik dalam above
maupun below the line di areanya. Dia tidak boleh percaya begitu saja
pada laporan salesman. Dia harus bisa turun ke rute salesman
untuk mengecek dan mencari kebenaran akan sense-nya.
Nah, dengan cara seperti itu, akhirnya saya "diterima" oleh mantan
anak buah saya. Mereka merasakan ada sesuatu yang "berbeda" dari
ajaran saya sebagai pelatih ketimbang waktu sebagai bos mereka.
To be successful, you must be able to reposition yourself in different
situations. Jadilah air yang bisa selalu berubah bentuk mengikuti
tempatnya. (*)
No comments:
Post a Comment