Diferensiasi merupakan elemen yang
sangat penting dari total sembilan elemen dalam "Marketing Plus
2000". Tanpa menggunakan diferensiasi, Anda bukan marketer. Marketer
sesungguhnya selalu berpikir untuk mendiferensiasikan dirinya dari orang
lain.
Selalu memikirkan apakah diferensiasinya masih "valid" dengan customer.
Selalu memikirkan apakah diferensiasinya sudah "diikuti" pesaing?
Selalu berpikir bagaimana "memperkuat" diferensiasinya. Atau, bahkan
mengubah diferensiasinya kalau diikuti pesaing.
Nah, kalau dikaitkan dengan pergeseran competitive setting dari 2C ke 4C
dalam lima tahap, diferensiasi juga begitu. Pada situasi monopoli 2C,
diferensiasi cukup yang good for company. Karena itulah, pada
zaman Orde Baru dulu, perusahaan-perusahaan yang mendapat hak monopoli hanya mendiferensiasikan diri di bidang produksi atau operasional. Harus efisien dan memenuhi target kualitas yang diharapkan. Mereka tidak perlu memperhatikan pesaing atau pelanggan.
zaman Orde Baru dulu, perusahaan-perusahaan yang mendapat hak monopoli hanya mendiferensiasikan diri di bidang produksi atau operasional. Harus efisien dan memenuhi target kualitas yang diharapkan. Mereka tidak perlu memperhatikan pesaing atau pelanggan.
Dulu, Bogasari cukup seperti itu. Sekarang Bogasari melakukan apa pun untuk
mempertahankan loyalitas pelanggan. Ini supaya tetap different dari
pesaingnya yang bisa datang dari mana pun, termasuk tepung impor.
Ketika sudah di 2,5C atau mild competition, diferensiasi bergeser ke better
than competitor. Yang penting, berusaha lebih baik daripada pesaing dalam
beberapa aspek. Bisa pakai teknologi yang lebih canggih misalnya.
Dulu, Garuda merupakan satu-satunya maskapai penerbangan yang memakai mesin
jet. Sekarang, Garuda benar-benar mendiferensiasikan diri untuk menghindari price
war. Ketika sudah pada situasi persaingan 3C, diferensiasi beralih lagi
menjadi preferred by customer. Nah, di sinilah baru terlihat bahwa
perusahaan harus tidak hanya "berani tampil beda". Tapi, harus
dipastikan bahwa pembeda itu benar-benar disukai pelanggan.
Selain itu, pelanggan mau bayar "lebih" untuk diferensiasi itu. Kalau
tidak, risikonya akan ditinggalkan pelanggan. Jadi harus dicek terus apakah
"preferensi" pelanggan sudah bergeser atau tidak. Lihat saja
bagaimana Coca-Cola mati-matian mengubah diferensiasinya untuk
"mendukung" iklannya yang berubah-ubah pula. Diet Coke diluncurkan
ketika pelanggan mulai sadar akan bahaya Coca-Cola asli.
Sekarang sudah ada Coca-Cola Zero untuk "melayani" pasar anak muda
yang lebih "trendi". Dengan melakukan ini, Coca-Cola tidak mau
beberapa segmen pasarnya digerogoti pesaing, ketika ada perubahan
"preferensi".
Ketika situasi persaingan sudah jadi 3,5C, diferensiasi sudah jadi specialized
for niches. Masih jarang ada contoh lokal waktu saya kali pertama
menuliskan "Marketing Plus 2000" pada 1993. Tapi, sekarang Anda lihat
saja bagaimana Jawa Pos menjadi pelopor untuk masuk ke ceruk-ceruk pasar
daerah dengan menggunakan brand Radar dan lain-lain. Semua koran lokal
itu berusaha keras menjadi "spesialis" dengan mengerti daerah
masing-masing. Itu visi cemerlang Dahlan Iskan yang sejak dulu melihat bahwa
masyarakat daerah sebenarnya butuh koran lokal. Jauh sebelum otonomi
diberlakukan!
Akhirnya, ketika situasi persaingan sudah sampai ke 4C, diferensiasinya
haruslah customised for individuals. Untuk perusahaan yang sudah
bersifat B2B atau business to business, hal ini lebih mudah diterima.
Karena sudah ada keinginan dasar untuk menjual solusi bukan produk. Ini adalah
puncak dari customer driven situation.
Tapi, berbagai perusahaan kecil sudah biasa melayani pelanggan seperti ini.
Sebuah neighbourhood store pasti mau menerima order by phone,
mengirimnya menurut kemauan pelanggan. Bahkan, mmereka au memberikan
"utangan", bergantung pada kemampuan pelanggan. Kalau ada permintaan
khusus, selalu diusahakan untuk dituruti.
Di tingkat dunia, ada Dell yang merupakan contoh sukses menjalankan mass
customization dalam melawan pesaing lebih besar. Sekarang sudah semakin
banyak perusahaan penerbangan yang memberikan akses kepada penumpang untuk
memilih sendiri tempat duduk sebelum terbang.
Kesimpulannya? Diferensiasi adalah "kunci kemenangan" dalam marketing.
Lakukan dengan benar, sesuai dengan situasi persaingan yang ada. Selalu
bersiaplah untuk melakukan redifferentiation ketika situasi persaingan
mulai terasa bergeser. Tanpa diferensiasi, Anda akan hanya jadi me-too
player atau also-ran company! Bersaing dengan harga!
Untuk mempertahankan hidup, harus terus melakukan tiga hal. Satu, menekan cost!
Dua, memperbesar volume supaya dapat better economies of scale! Tiga,
mempererat terus customer relationship supaya pelanggan
"sungkan" meninggalkan Anda. Tapi, ingat lho, ketiga hal itu
ada batasnya! Jadi, diferensiasi tetap paling aman!
Bukan sekadar "Berani Tampil Beda!" Tapi, "Benar-Benar
Beda!" (*)
No comments:
Post a Comment