PERNAH saya ceritakan bahwa pada waktu saya membuat Konsep
Marketing Plus 2000, ada dua bagian besar. Pertama adalah competitive
setting untuk menunjukkan bahwa situasi persaingan akan semakin keras. Dari
2C (company-customer) ketika masih era monopoli sampai akhirnya ke 4C (company-competitor-customer-change)
ketika situasi makin tidak menentu. Saat itu internet belum seperti sekarang. Facebook
dan Twitter belum lahir
Tapi, saya sudah membayangkan bahwa pada 2000 situasi persaingan 4C akan
terjadi. Pada bagian kedua, ada yang saya sebut competitive strategy
sebagai ''jawaban'' terhadap competitive setting. Jadi, sembilan elemen
yang ada di competitive strategy juga harus bergeser dari 2C ke 4C!
Padahal, masing-masing ada tiga elemen untuk strategy, tactic, dan value.
Nah, untuk segmentation, pergeserannya adalah dari geographic (market
hanya di segmen berdasar tempat saja karena masih situasi monopoli) hingga ke individualised
(pasar dianggap terdiri atas individu yang berbeda beda). Di antaranya, demographic,
psychographic, dan behavioral segmentation.
Kenapa? Kalau persaingan meningkat, Anda memang tidak hanya bisa menyegmen
pasar secara demografis. Sebab, segmen demografis sudah cenderung tidak homogen
lagi. Misalnya, Anda menyegmen pasar menjadi segmen tua dan muda secara
demografis. Kalau sudah banyak pemain, barangkali segmentasi yang lebih
''kena'' adalah quality-oriented atau price-oriented Dan, kalau
kompetisi tambah seru lagi, pengelompokan orang tua dan muda atau orientasi ke
kualitas dan harga menjadi kurang relevan. Yang lebih efektif, mungkin, pasar
dikelompokkan menjadi segmen user dan non-user atau high
dan low frequency.
Itu contoh konkret bagaimana sebuah metode segmentasi bergeser dari waktu ke
waktu. Begitu juga targeting atau pemilihan segmen pasar yang mau
disasar. Pada situasi 2C yang ditarget masih everyone. Kan saat
itu masih era monopoli.
Pada situasi 2,5C ketika mulai ada mild competition, suitable ones!
Artinya, Anda cukup mencari segmen yang cocok saja. Pada 3C, Anda harus memilih
karena itu saya sebut sebagai chosen one. Selanjutnya, di situasi
persaingan 3,5C targeting disebut a few good ones karena mungkin
ketika itu Anda sudah harus mencari niche atau ceruk pasar. Dan
akhirnya, ketika persaingan sudah memuncak di 4C, tiap individu yang Anda sasar
harus diperlakukan sebagai someone.
Bagaimana positioning? Bergeser juga sesuai dengan situasi persaingan.
Di situasi 2C, positoning sebuah perusahaan adalah the only one
karena praktis tidak punya persaingan. Ketika sudah 2,5C, positioning
menjadi the better one untuk menunjukkan bahwa Anda lebih baik daripada
pesaing. Sedangkan pada 3C, positioning harus one statement.
Artinya? Anda harus bisa memosisikan diri sebagai sesuatu yang unik, biasanya
dengan suatu pernyataan yang jelas. Supaya gampang dimengerti.
Berlanjut ke 3,5C, maka positioning menjadi different ones,
terutama kalau mau menyasar berbagai niche. Akhirnya, kalau sudah 4C, positioning
yang pas adalah one on one. Artinya, Anda ingin menjadi berarti untuk
individu yang someone itu!
Itu adalah contoh bagaimana saya memberikan guidance kepada perusahaan
yang mau tetap survive, bahkan win dalam situasi persaingan yang
makin keras!
Tapi, esensi yang mau saya katakan bahwa apa pun situasi persaingannya, Anda
perlu punya strategi pemasaran yang pas! Perlu STP atau segmentation,
targeting, dan positioning yang baik dan benar. Maksudnya? Jangan
sampai competitive strategy Anda tertinggal oleh competitive setting.
Wong situasi persaingannya masih 2,5C atau mild comptetion, tapi sudah
pakai strategi yang 4C! Jadi, kemahalan! Ketika itu, customer belum
perlu dilayani sebagai individu.
Sebaliknya, kalau situasi persaingan sudah 3C, tapi strategi Anda masih seperti
the only one, Anda akan tewas! Tidak boleh kepagian, nanti kemahalan!
Tapi, telat pasti tewas! Namun, yang harus diingat, situasi persaingan tidak
pernah mundur. Yang ada hanya maju pelan atau cepat bergantung kepada industri
masing-masing. Jadi? Walaupun tidak boleh kepagian, harus selalu menyiapkan
diri untuk pakai strategi yang berikutnya. Siapkan infrastruktur, teknologi,
SDM, organisasi, kepemimpinan, dan yang lain! Supaya selalu bisa alert
pada perubahan. Bukan menjadi perusahaan yang tidur di alam masa sekarang,
apalagi masa lalu. (el)
No comments:
Post a Comment