SETELAH beberapa bulan berkeliling untuk memberikan pelatihan di
Sampoerna, mulai ada beberapa permintaan. Memang selalu begitu kan?
Sebuah restoran yang sepi malah dijauhi orang, walaupun makanannya enak.Tapi,
kalau sebuah restoran mulai ramai, pengunjung akan makin ramai! Walaupun,
mungkin rasanya biasa-biasa saja!
Itu yang namanya halo effect. Seolah-olah ada customer yang
menyapa hello kepada customer lain. Kepercayaan Sampoerna kepada
eks direkturnya memberikan kontrak selama setahun membawa dampak positif.
Beberapa permintaan berbicara dari perusahaan teman-teman mulai ada.
Harga? Terserah! Seadanya budget! Tapi, setiap kesempatan berbicara,
berapa pun bayarannya, saya pakai sebagai laboratorium. Saya selalu
mempersiapkan diri baik-baik. Bukan cuma materi, melainkan juga
penyesuaian
materi tersebut kepada peserta. Undangan untuk berbicara di seminar publik pun
mulai datang. Biasanya, malah gak dibayar!
Panitia sengaja mengundang para pembicara ''junior'' supaya mendapatkan
gratisan. Paling ada satu pembicara utama yang dibayar dengan benar.
Ini pun saya laksanakan dengan sungguh-sungguh. Peserta seminar selalu saya
anggap sebagai customer yang harus dipuaskan. Sedangkan pembicara lain
di suatu seminar yang sama selalu saya anggap competitor.
Dengan demikian, saya menjalankan konsep dasar marketing itu sendiri.
Yaitu, berusaha mengalahkan competitor dengan cara lebih memuaskan customer!
Bukan dengan cara ''menjegal'' atau menjelek-jelekan competitor. Itu
disebut black campaign dan biasanya tidak bisa sustainable karena
customer akhirnya akan ''nek''!
Malah, customer bisa simpatik kepada competitor yang berada pada
posisi ''terzalimi''. Pelayanan pada beberapa customer ini akhirnya
menemukan saya dengan Pak Unang, mantan eksekutif Auto 2000 yang waktu itu
bekerja untuk Edward Suryajaya.
Pak Edward waktu itu menggebu dengan Summa Group yang masuk ke berbagai bidang.
Antara lain, proyek Jembatan Suramadu! Kantornya besar sekali di kawasan Plasa
Surabaya sekarang, yang dulu bernama Delta Plaza. Saya diajak Pak Unang
berkantor gratis di situ, dengan syarat membantu proyek perkebunan model
''inti-plasma'' di daerah Malang.
Proyek itu juga milik Pak Edward yang berpartner dengan orang lain dengan mimpi
mewujudkan suatu kawasan agrowisata.
Pak Unang kayak ''dikirim'' Tuhan kepada saya karena dialah yang menjamin saya
kepada Pak Budi, partner Pak Edward, bahwa saya bisa menjadi advisor pemasaran
proyek itu! Jadi, di luar training untuk Sampoerna, saya sudah punya
satu klien. Saya malah dikasih kantor dan mobil dinas Toyota Crown Saloon!
Saya tidak pernah menduga bahwa saya bisa balik lagi naik Saloon, walaupun
masih punya Corolla cicilan sebagai mobil kedua. Di situ pula, saya mulai
''berani'' mempunyai karyawan pertama. Watty, mantan sekretaris di PT SIER
Rungkut, ternyata mau ikut saya.
Saya bersyukur sekali mengenal dia, sejak di Sampoerna dulu karena tempat pertemuan
rutin Rotary Club Surabaya Rungkut berada di gedung PT SIER. Divisi distribusi
yang saya pimpin juga pernah berlokasi di situ.
Tanpa disangka, Watty si gadis Minang yang berjiwa entrepreneur mau
bekerja untuk saya karena ingin tahu entrepreneurship saya. Watty memang
tidak terlalu lama bekerja. Setelah menikah dengan orang Surabaya yang karyawan
BRI, dia banyak buka usaha sendiri. Sampai sekarang, saya masih bertemu dengan
Watty dan suaminya yang sudah menjadi kepala regional BRI di Jakarta. Kami sering
ketawa-ketawa mengenang masa lalu. ''Saya bersyukur, berani keluar dari
PT SIER untuk belajar dari Pak Hermawan untuk menjadi entrepreneur,''
katanya!
Ketika saya keliling ke kota lain, Watty ''jaga gawang'' untuk mengatur jadwal
dan ''menjual'' saya lewat telepon. Maklum, kenalannya banyak dari PT SIER
dulu. Omzet saya mulai naik dan harga pun mulai lumayan!
Rasa percaya diri pun mulai naik !
Saya jadi ingat kata-kata Al Ries dan Jack Trout dalam salah satu buku mereka.
''It is not confidence that makes you success, but success that makes you
confidence!'' Itu sangat benar. Percuma saja punya rasa percaya diri yang
besar, tapi tidak sukses !Lebih penting meraih sukses kecil lebih dulu untuk
menimbulkan rasa percaya diri! Selanjutnya, sukses yang satu biasanya akan
membawa confidence dan sukses lebih besar lainnya.
Itu saya alami sendiri! (*)
No comments:
Post a Comment